Polimer
sangat luas pemanfaatannya di dunia ini. Maka dari itu, polimer banyak
dikembangkan sebagai materi baru. Dengan banyaknya jenis polimer, maka sistem
klasifikasi polimer akan sangat membantu untuk mengenali jenis polimer. Polimer
dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, yaitu:
1.
Berdasarkan Asalnya
2.
Berdasarkan Jenis monomernya
3.
Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya (
Gaya Intermokuler )
4.
Berdasarkan Aplikasinya
5.
Berdasarkan bentuk susunan rantainya :
6.
Berdasarkan Pembentukannya
7.
Berdasarkan penggunaannya
Berikut
penjelasan dari masing-masing klasifikasi polimer di atas :
A.
Berdasarkan Asalnya :
Berdasarkan asalnya, polimer dapat dikategorikan menjadi tiga
jenis, yaitu:
1.
Polimer
alam, yaitu polimer yang secara alami tersedia di alam. Contoh : karet,
selulosa, protein dan amilum. Biasanya polimer ini terbentuk dari proses
kondensasi.
2.
Polimer
Semisintetis, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam
dan bahan kimia. Contoh : selulosa asetat, yang merupakan turunan dari selulosa
yang terbentuk dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.
B.
Berdasarkan Jenis monomernya
1.
Homopolimer
atau disebut juga polimer Linear, yaitu polimer yang tersusun atas monomer yang
sama atau sejenis. Misalnya polivinil klorida adalah polimer adisi yang
mengandung monomer yang sama yaitu vinil klorida.
2.
Kopolimer,
yaitu polimer yang tersusun atas polimerisasi monomer yang berbeda jenis
membentuk suatu polimer. Contohnya, nilon 66 yang terbentuk dari polimerisasi
adipat dan heksametilendiamin.
C.
Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya (
Gaya Intermokuler ) :
1.
Termoplastik,
yaitu Polimer yang melunak bila dipanaskan dan dapat dibentuk ulang. Termoplastik mempunyai gaya
intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika mempunyai struktur linier
bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada saat dipanaskan,
termoplasik akan menjadi lembut, dan kembali mengeras saat didinginkan.
Proses melembut
saat pemanasan dan pendinginan dapat diulangi beberapa kali sesuai keinginan
tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Contoh : PE, PP, polivinil klorida
(PVC), teflon, dan polistirena.
2.
Termosetting,
yaitu Polimer yang tidak melunak bila dipanaskan, sehingga tidak
dapat dibentuk ulang. Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan
komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan
mengeras dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.
Pengerasan saat pemanasan adalah karena ikatan silang yang
membentuk jaringan polimer tiga dimensi dan maka dari itu hanya bisa dipanaskan
sekali. Sebagai contoh termoset adalah kantung plastik kemasan, Bakelit, resin
urea-formaldehida, dll.
3.
Elastomer,
yaitu polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti semula
jika gaya tarik ditiadakan, mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk
elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer
mempunyai kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan
kembali lagi ke bentuk asal.
D.
Berdasarkan Aplikasinya :
1.
Polimer
komersial, yaitu polimer yang disintetis dengan biaya murah dan diproduksi
dalam jumlah banyak
2.
Polimer
teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul dan harganya mahal
3.
Polimer
dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat keunggulan dan sengaja
dibuat untuk kepentingan khusus
E.
Berdasarkan bentuk susunan rantainya :
1.
Polimer
Linear, yaitu polimer yang tersusun dengan berulang, berkaitan satu sama lain
dan membentuk rantai polimer panjang. Sebagai contoh adalah polietena,
polivinil klorida, dsb. Polimer linier mempunyai titik leleh, kuat tarik dan
densitas yang tinggi.
2.
Polimer
bercabang, yaitu polimer linier yang mempunyai cabang berbeda panjang pada rantai utama. Karena adanya percabangan
pada rantai utama, polimer jenis ini mempunyai titik leleh, kuat tarik dan
densitas yang rendah. Contoh polimer bercabang adalah glikogen.
3.
Polimer jaringan tiga dimensi atau polimer rantai silang, yaitu Polimer jenis ini merupakan polimer linier
yang bergabung bersama membentuk jaringan tiga dimensi. Sifatnya sangat keras,
kaku, dan rapuh. Contoh polimer rantai silang adalah Bekelite, resin urea
formaldehida.
F.
Berdasarkan Pembentukannya :
1.
Polimer
Adisi, yaitu polimer yang terbentuk karena molekul monomer yang berikatan
rangkap bergabung dengan yang lain ( tidak menghasilkan suffing )
2.
Polimer
kondensasi, yaitu apabila monomernya bergabung dan membebaskan molekul
sederhana ( misalnya, air )
G.
Berdasarkan penggunaannya :
1.
Polimer
yang digunakan untuk serat
2.
Polimer
yang digunakan untuk plastik