Friday, November 7, 2014

Klasifikasi Polimer


Polimer sangat luas pemanfaatannya di dunia ini. Maka dari itu, polimer banyak dikembangkan sebagai materi baru. Dengan banyaknya jenis polimer, maka sistem klasifikasi polimer akan sangat membantu untuk mengenali jenis polimer. Polimer dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, yaitu:
1.      Berdasarkan Asalnya
2.      Berdasarkan Jenis monomernya
3.      Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya ( Gaya Intermokuler )
4.      Berdasarkan Aplikasinya
5.      Berdasarkan bentuk susunan rantainya :
6.      Berdasarkan Pembentukannya
7.      Berdasarkan penggunaannya
Berikut penjelasan dari masing-masing klasifikasi polimer di atas :
A.    Berdasarkan Asalnya :
Berdasarkan asalnya, polimer dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Polimer alam, yaitu polimer yang secara alami tersedia di alam. Contoh : karet, selulosa, protein dan amilum. Biasanya polimer ini terbentuk dari proses kondensasi.



2.      Polimer Semisintetis, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh : selulosa asetat, yang merupakan turunan dari selulosa yang terbentuk dari asetilasi selulosa dan digunakan untuk membuat kaca film.


 3.      Polimer Sintetis, yaitu polimer yang dibuat oleh manusia dan sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari.  Contoh : serat, plastik dan karet buatan.  Polimer jenis ini biasanya terbentuk dari proses polimerisasi adisi.



B.     Berdasarkan Jenis monomernya
1.      Homopolimer atau disebut juga polimer Linear, yaitu polimer yang tersusun atas monomer yang sama atau sejenis. Misalnya polivinil klorida adalah polimer adisi yang mengandung monomer yang sama yaitu vinil klorida.
2.      Kopolimer, yaitu polimer yang tersusun atas polimerisasi monomer yang berbeda jenis membentuk suatu polimer. Contohnya, nilon 66 yang terbentuk dari polimerisasi adipat dan heksametilendiamin.

C.    Berdasarkan sifat terhadap pemanasan atau sifat kekenyalannya ( Gaya Intermokuler ) :
1.      Termoplastik, yaitu Polimer yang melunak bila dipanaskan dan dapat dibentuk ulang. Termoplastik mempunyai gaya intermolekuler yang sedang. Polimer termoplastik jika mempunyai struktur linier bertekstur keras, sedangkan jika bercabang akan lunak. Pada saat dipanaskan, termoplasik akan menjadi lembut, dan kembali mengeras saat didinginkan.
Proses melembut saat pemanasan dan pendinginan dapat diulangi beberapa kali sesuai keinginan tanpa mengubah komposisi kimia polimer. Contoh : PE, PP, polivinil klorida (PVC), teflon, dan polistirena.
2.      Termosetting, yaitu Polimer yang tidak melunak bila dipanaskan, sehingga tidak dapat dibentuk ulang. Tidak seperti termoplastik, termoset dapat mengalami perubahan komposisi kimia saat mengalami pemanasan. Jika dipanaskan, termoset akan mengeras dan tidak bisa lembut seperti sedia kala.
Pengerasan saat pemanasan adalah karena ikatan silang yang membentuk jaringan polimer tiga dimensi dan maka dari itu hanya bisa dipanaskan sekali. Sebagai contoh termoset adalah kantung plastik kemasan, Bakelit, resin urea-formaldehida, dll.
3.      Elastomer, yaitu polimer yang dapat mulur jika ditarik, tapi akan kembali seperti semula jika gaya tarik ditiadakan, mempunyai gaya tarik menarik paling lemah. Bentuk elastomer adalah amorf, dengan derajat elastisitas sangat tinggi. Elastomer mempunyai kekuatan untuk memanjang sepuluh kali lipat panjang semula dan kembali lagi ke bentuk asal.

D.    Berdasarkan Aplikasinya :
1.      Polimer komersial, yaitu polimer yang disintetis dengan biaya murah dan diproduksi dalam jumlah banyak
2.      Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul dan harganya mahal
3.      Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki sifat keunggulan dan sengaja dibuat untuk kepentingan khusus
                                     
E.     Berdasarkan bentuk susunan rantainya :
1.      Polimer Linear, yaitu polimer yang tersusun dengan berulang, berkaitan satu sama lain dan membentuk rantai polimer panjang. Sebagai contoh adalah polietena, polivinil klorida, dsb. Polimer linier mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas yang tinggi.
2.      Polimer bercabang, yaitu polimer linier yang mempunyai cabang berbeda panjang pada rantai utama.  Karena adanya percabangan pada rantai utama, polimer jenis ini mempunyai titik leleh, kuat tarik dan densitas yang rendah. Contoh polimer bercabang adalah glikogen.
3.      Polimer jaringan tiga dimensi atau polimer rantai silang, yaitu Polimer jenis ini merupakan polimer linier yang bergabung bersama membentuk jaringan tiga dimensi. Sifatnya sangat keras, kaku, dan rapuh. Contoh polimer rantai silang adalah Bekelite, resin urea formaldehida.

F.     Berdasarkan Pembentukannya :
1.      Polimer Adisi, yaitu polimer yang terbentuk karena molekul monomer yang berikatan rangkap bergabung dengan yang lain ( tidak menghasilkan suffing )
2.      Polimer kondensasi, yaitu apabila monomernya bergabung dan membebaskan molekul sederhana ( misalnya, air )

G.    Berdasarkan penggunaannya :
1.      Polimer yang digunakan untuk serat
2.      Polimer yang digunakan untuk plastik

0 comments:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered by Blogger.
 

Welcome to My Blogs Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger